Wednesday 5 January 2011

PEMBELAJARAN KURIKULUM

PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kegiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar . Penggunaan istilah pembelajaran sebagai pengganti Mengajar relative baru . Penggunaan istilah ini mempunyai dasar yang kuat , yang menyangkut perubahan filosofi pendidikan yang lebih manusiawi. Dimana dalam istilah ini terasa ada pengakuan terhadap kemampuan mahasiswa untuk belajar, dan kemampuan ini akan terwujud apabila dibantu dan dibimbing oleh guru.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan , sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik . Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik . Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya . Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik .

Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru merupakan bagian utama dari pendidikan formal yang syarat mutlaknya adanya kurikulum sebagai pedoman. Dengan demikian, guru dalam merancang program pembelajaran maupun melaksanakan proses pembelajaran akan selalu berpedoman pada kurikulum.

Guru dapat dikatakan sebagai pemegang peran penting dalam mengimplementasikan kurikulum, baik dalam rancangan maupun dalam tindakannya. Pengenalan terhadap kurikulum tidak hanya tidak hanya terbatas pada pengertian kurikulum saja, namun yang penting adalah berkenaan dengan pengembangan kurikulum.

· Rumusan Masalah

Beberapa yang menjadi topik sentral permasalahan dalam makalah ini yang akan dibahas adalah :

1. Apa pengertian kurikulum dan bagaimana landasan-landasan pengembangan-pengembangan kurikulum!

2. Bagaimana mengkomunikasikan komponen-komponen kurikulum dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum!

3. Bagaimana model pengembangan kurikulum?

4. Bagaimana keterhubungan pembelajaran dengan pengembangan kurikulum!

Setiap kegiatan yang dilakukan scara sistematis pasti mempunyai tujuan yang diharapkan, begitu pula makalah ini. Tujuan pembahasan makalah ini adalah:

1. Mengetahui apa pengertian kurikulum dan bagaimana landasan-landasan pengembangan-pengembangan kurikulum!

2. Mengetahui bagaimana mengkomunikasikan komponen-komponen kurikulum dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum!

3. Mengetahui bagaimana model pengembangan kurikulum?

4. Mengetahui bagaimana keterhubungan pembelajaran dengan pengembangan kurikulum!

A. Kurikulum dan Landasan Pengembangan Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Kata “kurikulum” berasal dari satu kata bahasa Latin yang berarti “Jalur Pacu”.

Menurut Zais (1976) pengertian kurikulim yakni :

(i) Kurikulum sebagai program pelajaran

(ii) Kurikulum sebagai isi pelajaran

(iii) Kurikulum sebagai pengalaman belajar yang direncanakan

(iv) Kurikulum sebagai pengalaman di bawah tanggung jawab sekolah dan

(v) Kurikulum sebagai suatu rencana (tertulis) untuk dilaksanakan

Adapun konsep Tanner mengenai kurikulum yakni :

(i) Kurikulum sebagai pengetahuan yang diorganisasikan

(ii) Kurikulum sebagai modus mengajar

(iii) Kurikulum sebagai arena pengalaman

(iv) Kurikulum sebagai pengalaman

(v) Kurikulum sebagai pengalaman belajar terbimbing

(vi) Kurikulum sebagai kehidupan terbimbing

(vii) Kurikulum sebagai suatu rencana pembelajaran

(viii) Kurikulum sebagai system produksi secara tekhnologis, dan

(ix) Kurikulum sebagai tujuan

Sehingga dapat disimpulkan konsep-konsep kurikulum tersebut yaitu :

(i) Kurikulum adalah sebagai jalan meraih Ijazah

(ii) Kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran

(iii) Kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran

(iv) Kurikulum sebagai hasil belajar dan

(v) Kurikulum sebagai pengalman belajar.

Menurut Krug (1956 dalam Zais 1976 : 8) kurikulum adalah sebagai “all the means employed by the school to provide students with opportunities for desirable learning experiences”. Bahwa semua yang bermaksud dipakai oleh sekolah untuk menyediakan kesempatan-kesempatan bagi siswa memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang diperlukan sekali adalah kurikulum.

Dalam UU Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 1 (9) menyebutkan bahwa : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Adapun tujuan kurikulum yang terdapat dalam pasal 37 menyebutkan : “Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatika tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pengembangan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan”.

2. Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan wahana belajar-mengajar yang dinamis sehingga perlu dinilai dan dikembangkan secara terus-menerus dan berkelanjutan sesua dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat (Depdikbud, 1986:1).

Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang menentukan bagaimana pembuatan kurikulum akan berjalan. Menurut Bondi dan Wiles bahwa : pengembangan kurikulum yang terbaik adalah proses yang meliputi hal berikut :

1. kemudah-mudahan suatu analisis tujuan

2. rancangan suatu program

3. penerapan serangkaian pengalaman yang berhubungan dan

4. peralatan dalam evaluasi proses ini.

Kesimpulannya, pengembangan kurikulum adalah suatu perbuatan kompleks yang mencakup berbagai jenis keputusan (Taba, 1962:6).

Adapun landasan-landasan pengembangan kurikulum, yang tercantum dalam kurikulum SD, dalam landasan program dan pengembangan dikemukakan bahwa pengembangan kurikulum mengacu pada tiga unsure yaitu :

1. Nilai dasar yang merupakan falsafah dalam pendidikan manusia seutuhnya

2. Fakta empiric yang yang tercermin dari pelaksanaan kurikulum, baik berdasar penilaian kurikulum, studi maupun survei lainnya, dan

3. Landasan teori yang menjadi arahan pengembangan dan kerangka penyorotnya.

Berikut merupakan Landasan Program dan Pengembangan Kurikulum, yakni :

a. Landasan Filosofis

b. Landasan Sosial-Budaya-Agama

c. Landasan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni

d. Landasan Kebutuhan Masyarakat

e. Landasaan Perkembangan Masyarakat.

B. Komponen dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

1. Komponen Kurikulum

Herrick mengemukakan 4 (empat) elemen dalam kurikulum yakni : Tujuan (objectives), Mata Pelajaran (subject matter), metode dan organisasi (method and organization) dan evaluasi (evalution). Adapun Zais mengemukakan bahwa kurikulum terdiri dari 4 (empat) komponen dasar : (1). Aims, goals and objective, (2). Content, (3). Learning activities, dan (4). Evaluations, yang kemudian Nana Sy Sukmadinata mengemukakan empat komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang pertama adalah Tujuan, isi atau materi, proses atau system penyampaian, serta evaluasi.

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Berbagai prinsip Pengembangan Kurikulum tersebut di antaranya :

· Prinsip Berorientasi pada tujuan

· Prinsip Relevansi

· Prinsip Efisiensi

· Prinsip efektivitas

· Prinsip fleksibilitas

· Prinsip Integritas

· Prinsip kontinuitas

· Prinsip sinkronisasi

· Prinsip objektivitas, Prinsip demokrasi dan Prinsip Praktis.

C. Model-Model Pengembangan Kurikulum

1. Model Administratif (Line-Staff)

Merupakan pola pengembangan kurikulum yang paling awal dan mungkin yang paling dikenal. Kurikulum ini berdasarkan pada cara kerja atasan-bawahan (top-down). Semua inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum dari atas, bersifat sentralisasi penuh.

2. Model Grass-Roots

Model pengembangan kurikulum ini merupakan kebalikan dari model Administratif dilihat dari sumber inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum. Model Rakyat Biasa (Grass-Roots) semua inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum dari bawah.(Bottom-up) dari bawah ke atas, bersifat desentralisasi.

3. Model Beauchamp

Dalam model beauchamp ini terdapat lima keputusan yaitu :

1. Memutuskan area pengembangan kurikulum

2. Memilih dan melibatkan personalia dan pengembangan kurikulum

3. Pengorganisasian dan prosedur pengembangan kurikulum

4. Implementasi kurikulum

5. Evaluasi kurikulum.

4. Model Arah Terbalik Taba (Taba’s Inverted Model)

Menurut model Taba, pengembangan kurikulum, dilaksanakan dalam lima langkah :

1. Membuat Unit-unit percobaan (producing pilot units)

2. Menguji unit-unit (testing experimental units)

3. Merevisi dan mengkonsolidasi

4. Mengembangkan jaringan kerja

5. Memasanag dan mendeseminasi unit-unit baru.

5. Model Rogers

Rogers mengemukakan model pengembangan kurikulum yang disebut dengan Model Relasi Interpersonal Roger (Roger Interpersonal Relation Model). Model ini terdiri dari empat langkah pengembangan kurikulum, yakni :

1. Pemilihan satu system pendidikan sasaran

2. Pengalaman kelompok yang intensif bagi guru

3. Pengembangan suatu pengalaman kelompok yang intensif bagi satu kelas atau unit pelajaran, dan

4. Melibatkan orang tua dalam pengalaman kelompok yang intensif.

Pengembangan kurikulum Rogers ini lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum daripada rancangan pengembangan kurikulum tertulis, yakni melalui aktivitas dan interaksi dalm pengalaman kelompok intensif yang terpilih.

D. Guru dan Pengembangan Kurikulum

1. Pembelajaran dan Kurikulum

Pembelajaran merupakan kurikulum sebagai teks/kegiatan, Hakikat pembelajaran diantaranya adalah:

1. Kegiatan yang dimaksudkan untuk membelajarkan pembelajar

2. Program pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikan sebagai suatu system.

3. Kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada pembelajar.

4. Kegiatan yang mengarahkan pembelajar kea rah pencapaian tujuan pembelajaran dan

5. Kegiatan yang melibatkan komponen-komponen tujuan, isi pelajaran, system penyajian, dan system evaluasi dalam realisasinya.

Adapun hakikat kurikulum adalah :

1. Kurikulum sebagai jalan memperoleh ijazah

2. Kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran

3. Kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran

4. Kurikulum sebagai hasil belajar, dan

5. Kurikulum sebagai pengalaman belajar

Sehingga dapat di ambil kesimpulam bahwa pembelajaran dan kurikulum merupakan dua konsep yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya.

2. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum

Sebagian besar model melibatkan guru dalam pengembangan kurikulum. Guru adalah orang yang tahu persis situasi dan kondisi diterapkannyakurikulum yang berlaku.

Peran guru dalam pengembangan kurikulum diwujudkan dalam bentuk-bentuk kegiatan berikut :

1. Merumuskan tujuan khusus pengajaran

2. Merencanakan kegiatan pembelajaran

3. Menerapkan rencana atau program pembelajaran

4. Mengevaluasi hasil dan proses belajar pada pembelajar

5. Mengevaluasi interaksi antara komponen-komponen kurikulum yang diimplementasikan.

Peran guru disini bersifat sentralisasi. Sedangkan pada sifat desentralisasi peran guru sangat besar yang mencakup pengembangan keseluruhan komponen-komponen kurikulum dalam perencanaan, pengimplementasian kurikulum yang dikembangkan, mengimplementasikan kurikulum, dan merevisi komponen-komponen kurikulum yang kurang memadai.

Apresiasi Keunikan Gagasan

Apresiasi Keunikan Gagasan Dan Teknik Dalam Karya Seni Rupa Terapan

  1. Pengertian Apresiasi

Apresiasi adalah sikap kepekaan dalam menghargai, mengagumi dan menilai sebuah karya seni. Apresiasi dibagi menjadi dua, yaitu apresiasi pasif dan aktif. Apresiasi pasif tumbuh seiring dengan pembiasaan yang sifatnya pasif sampai pada tahap menilai. Adapun apresiasi aktif, yaitu apresiasi pasif yang disertai pembuatan karya.

Apresiasi pasif dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari mengamati gambar atau reproduksi karya seni rupa dibuku hingga menghadiri pameran karya seni rupa. Adapun apresiasi aktif terjadi jika ada dorongan untuk berkarya setelah melakukan kegiatan apresiasi pasif.

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji atau menilai sebuah karya seni, yaitu berkaitan dengan nilai bentuk dan nilai isi.

  1. Nilai bentuk

Nilai bentuk berkaitan dengan hal yang sifatnya indrawi, artinya penyerapan visual dengan mata menjadi acuan dalam apresiasi. Nilai bentuk karya seni rupa disebut juga nilai intrinsik.

  1. Nilai Isi

Nilai isi disebut pula nilai ekstrinsik dan sifatnya non fisik karena berada dibalik wujud karya. Nilai isi pada karya seni rupa hadir melalui pengolahan unsur-unsur fisik. Nilai-nilai fisik akan menangkap isi atau pesan perupa yang terdapat pada karya, misalnya komposisi, gagasan, pesan, perlambangan, tema, gaya, kemampuan teknik, dan bakat perupa dalam mengolah nilai-nilai bentuk.

  1. Apresiasi Karya Seni Rupa

Untuk menghindari kesimpangsiuran apresiasi seni rupa, harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan tertentu, diantaranya pendekatan mimietik, ekspresif, struktural dan semiosik.

  1. Pendekatan mimietik

Yaitu sebuah karya dinilai kaitannya dengan kenyataan yang ada di alam. Misalnya, lukisan binatang akan dilihat kemiripannya dengan binatang sesungguhnya yang hidup di alam.

  1. Pendekatan Ekspresif

Apresiasi karya seni rupa dilakukan dengan menilai ungkapan atau ekspresi perupa yang diwujudkan kedalam karya. Misalnya, kelugasan dalam mempergunakan media dan teknik tertentu dapat dijadikan acuan dalam menilai ekspresinya.

  1. Pendekatan struktural

Apresiasi karya seni rupa dilakukan dengan menilai kesatuan utuh karya dengan strukturnya. Aspek kebentukan karya yang terdiri atas unsur-unsur pendukungnya dapat menjadi landasan penilaian.

  1. Pendekatan Semiotik

Apresiasi karya seni rupa dilakukan dengan menilai kandungan berbagai tanda yang ingin disampaikan seorang perupa kepada penikmatnya.

  1. Menilai keunikan karya seni rupa terapan

Pada karya seni rupa terapan, aspek guna atau pakai lebih diutamakan dibandingkan keindahan atau ekspresinya. Berbagai benda yang dipakai manusia, mulai dari alas kaki, pakaian, penutup kepala, perhiasan, hingga rumah tempat tinggal dan perabotnya merupakan karya seni rupa terapan yang mengandung nilai praktis dan nilai artistik. Sedangkan karya seni kriya dapat juga termasuk karya seni terapan karena dalam karya seni kriya nilai fungsional dapat disamaratakan denan nilai estetisnya.

  1. Pakaian

Dari segi bentuk dan bahannya, bermacam-macam, contohnya bahan berasal dari tumbuhan dan hewan, dan cara atau teknik pembuatannya berupa ditenun, dirajut, dibatik, dan dicelup.

Setiap daerah di nusantara memiliki pakaian adat yang unik dan penggunaannyapun disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa tertentu. Ada pakaian yang diugnakan khusus untuk menikah, upacara adat dan upacara kematia yang berbentuk pakaian dijahit, sarung atau sehelai kain yang panjang. Dan ada yang dipakai sebagai ikat kepala, penutup kepala, atau disampirkan ke bahu.

  1. Perhiasan

Perhiasan sudah ada sejak dulu. Mereka membuat bahannya dari serat tumbuh-tumbuhan atau ranting, bagian tubuh binatang. Pada sebagian suku bangsa di nusantara perhiasan menunjukkan status sosial pemakainya.

  1. Senjata

Senjata tradisional daerah tertentu mempunyai keunikan, baik dari segi bentuk, bahan, teknik pembuatannya maupun hiasannya.

Bentuknya bisa berupa pisau, golok, keris dan tombak.

  1. Topeng dan Wayang

Topeng mempunyai nilai pakai dan berkaitan dengan cabang seni yang lain yaitu seni tari, musik dan teater. Dan pula wayang, setiap bentuk dan warnanya menggambarkan karakter manusia tertentu.

  1. Kemasan

Kemasan atau wadah untuk makanan atau benda lainnya amat beragam. Kemasan atau wadah bisa dibuat dari dedaunan, serat, batok kelapa, kayu atau bambu dan logam. Dan cara membuatnya bisa dianyam atau diukir secara khusus.

  1. Alat Transportasi

Kendaraan menjadi alat angkut yang penting dalam kehidupan manusia, kendaraan tradisional, jenisnya ada yang dihela binatang atau dikayuh oleh manusia, misalnya becak, sampan, delman atau pedati.

  1. Bangunan

Fungsi bangunan sebagai kebutuhan primer manusia dapat dibedakan menjadi bangunan sehari-hari (profan) dan bangunan keagamaan (sakral).

  1. Peralatan Rumah Tangga

Peralatan rumah tangga tidak hanya termasuk sebagai barang fungsional karena hampir pada semua peralatan rumah tangga. Misalnya piring, guci keramik, meja, kursi, lemari yang diukir halus atau lampu hias yang cantik.

  1. Benda Ritual

Benda ritual adalah benda-benda yang biasa untuk kepentingan upacara adat, misalnya di bali pembuatan hiasan janur dan sesajen untuk upacara adat.

  1. Alat Musik

Selain berekspresi secara rupa atau visual ada juga media ekspresi melalui bunyi-bunyian.

Perangkat yang dapat menghasilkan suara yang disebut alat musik, baik yang dipetik, dipukul, ditabuh, ditiup, maupun digesek. Bahannya dari bambu, kayu, logam, atau kulit hewan. Dan pembuatan alat musik ini dilakkan dengan memeprtimbangkan aspek bentuk dan hiasan.
 
Koemayu Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template